Sejarah

SEJARAH SINGKAT

BERDIRINYA SMA NEGERI 1 SIDOARJO

 Sidoarjo dilihat secara geografis, merupakan Delta-Brantas yang kaya dengan segala potensinya memiliki arti yang sangat strategis baik dari aspek Politik, Ekonomi, Sosial maupun Budaya, bahkan dengan spontanitas masyarakatnya dan kesetiakawanan yang tinggi secara kompetitif mudah digerakkan untuk kepentingan pembangunan, apalagi yang menyentuh kepentingan rakyat langsung dan bersifat monumental. Kondisi inilah kira-kira yang melatar belakangi timbulnya ide atau gagasan dari sementara tokoh masyarakat kota Sidoarjo yang sejak lama mendambakan lahirnya sebuah SMA Negeri yang representative baik tempat maupun mutunya, sehingga dapat menampung banyaknya lulusan SMA yang pada dasawarsa 60 an terpaksa harus melanjutkan pendidikan ke kota Surabaya atau daerah lain, suatu keadaan yang menambah beban bagi setiap orang tua atau wali.

 Gagasan yang sangat konstruktif itu perlu ditampung dan dikaji dengan menugaskan beberapa orang untuk melakukan penjajakan, sebagai langkah awal dengan berkonsultasi kebeberapa pejabat Pemerintahan termasuk diantaranya para anggota MUSPIDA dan kalangan legislative, yang ternyata memperoleh tanggapan yang sangat menggembirakan. Langkah berikutnya dengan menghimpun beberapa tokoh pengusaha untuk diajak berpartisipasi secara aktif seperti :

1. H. Moh. Iksan

2. H. Moh. Syakir

3. Goo Hong Ling

4. Maksum Achmadi

  dll.

 Mereka mengajukan beberapa argumentasi sebagai masukan yang cukup berbobot, yang jelas mereka setuju dengan konsekuensi dana sebagai pendukungnya.

            Usaha pendekatan dilanjutkan sebagai langkah akhir dengan mengembangkan gagasan tersebut kepada tokoh pendidik dan para cendekiawan termasuk Kepala Sekolah Menengah Pertama dan Kejuruan baik swasta maupun negeri di kota Sidoarjo dan sekitarnya. Ternyata “ pucuk dicinta ulam tiba”, memang sejak lama ide tersebut ditunggu-tunggu, mereka sepenuhnya akan membantu bahkan siap sebagai “pengajar” kalau perlu untuk sementara dengan system “kerja bhakti”.

            Dari hasil-hasil konsultasi yang ditempuh melalui tiga tahap tersebut, kemudian dilakukan evaluasi secara rinci dan inventarisasi permasalahan yang perlu segera ditangani sebagai modal dasar dengan membentuk sebuah Panitia, yang nantinya diharapkan dapat menampung, mengolah dan mewujudkan aspirasi masyarakat tersebut secara nyata dan berhasil guna.

Dengan ridlo TUHAN Yang Maha Esa dan restu dari semua pihak, maka pada tanggal 12 Mei 1961 bertempat dikediaman Bapak A. Chudori Amir Jalan Diponegoro No. 137 Sidoarjo berhasil dibentuk PANITIA SMA NEGERI 1 SIDOARJO dengan diketuai olah Saudara  M. Ghufron Naam, Sekretaris Saudara Hermaini Isa, Bendahara  H. Moh. Iksan. Susunan selengkapnya sebagaimana daftar terlampir yang disalin dari daftar otentik yang kini masih tersimpan dengan baik. Menurut perkiraan, dari sekian banyak jumlah anggota panitia kini hanya tinggal separuhnya saja yang masih dalam keadaan sehat, sedang selebihnya telah meninggal dunia karena dimakan usia. Mereka telah pergi dengan meninggalkan kenangan yang tak ternilai sebagai warisan untuk generasi sekarang dan generasi mendatang.

             Susunan Panitia yang diterima secara aklamasi tersebut sempat menjadi polemik, karena sementara golongan ingin memanfaatkan kehadiran SMA tersebut untuk kepentingan politik tertentu (PKI) dengan memasukkan orang-orangnya dalam susunan Panitia. Memang sejak semula para tokoh pendiri SMA ini tidak mengakomodasikan kekuatan golongan tertentu, tetapi menitik beratkan pada kolektivitas dengan masuknya semua unsure yang hidup di masyarakat secara professional. Pokoknya, Panitia harus terdiri dari pribadi-pribadi yang tangguh, memiliki dedikasi tinggi, penuh keikhlasan, kejujuran dan sekungguhan, sebab tanpa memenuhi criteria tersebut jangan diharap Panitia mendapat kepercayaan dari masyarakat luas, dan ternyata sikap tersebut mendapat tanggapan yang positif.

             Sebagai tindak lanjut, maka dalam rapatnya yang kedua bertempat dirumah Saudara Farchan Achmadi Jalan Untung Suropati Sidoarjo, Panitia berhasil merumuskan Program Kerja secara global yang meliputi :

 1.      Penggalian Dana

a.       Sebagai modal pertama diperoleh pinjaman berupa uang tunai dari beberapa tokoh pengusaha yang besarnya sangat bervariasi. Istilah “pinjaman” ini seolah-olah menimbulkan kesan “pelit”, padahal maksudnya agar Panitia mengelola uang tersebut lebih berhati-hati.

b.      Menyelenggarakan pertunjukan amal berupa akrobatik/ketangkasan bersepeda motor dari Korps Angkutan Angkatan Darat bertempat di alun-alun Sidoarjo, dan malam kesenian yang menampilkan tari, lagu dan lawak dari sisa-sisa grup “Bintang Soerabaya” tempoe doloe.

c.       Uang sekolah yang merupakan penerimaan rutin dari para siswa yang besarnya akan ditentukan oleh Direktur SMA Persiapan yang akan ditunjuk.

Pengelolaan dari uang tersebut seluruhnya diatur oleh Panitia, karena Panitia akan mentarget seluruh kebutuhan sekolah sesuai anggaran yang ditetapkan, sehingga Direktur dengan segenap pengasuh dapat memfokuskan perhatiannya khusus pada mutu pendidikan saja.

2.      Pengerahan Tenaga Pengajar

a.       diterima bantuan tenaga pengajar dari beberapa instansi, khususnya dari pimpinan SMP Negeri 1 Sidoarjo Bapak R. M. Saleh (embah Kung) yang bukan saja tenaga guru malahan sampai pada penggunaan gedung lengkap dengan sarananya.

b.      Merekrut tenaga guru dari luar dengan jalan mengumumkan melalui iklan dibeberapa media massa yang disertai persyaratan tertentu sesuai keahlian yang diperlukan.

Dengan membanjirnya lamaran yang dating, terpaksa Panitia melakukan penerimaan secara selektif sebab guru-guru tersebut diharapkan pada saat penegeriannya SMA nanti dapat diangkat sebagai guru tetap.

c.       Memanfaatkan tenaga Panitia yang secara kebetulan memiliki keahlian seperti Ny. Sulichah Farchan, SH., Ir Supardan, Kasihan, BA dan lain-lain untuk bersama-sama ikut mengajar sebagai stimulans yang dapat membangkitkan rasa kesetiakawanan bagi sesama pengajar.

 3.      Gedung dan Sarana

a.       Diterima bantuan pinjaman dari Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo beberapa ruangan kelas dengan seluruh fasilitasnya yang dapat digunakan pada sore hari.

      Dengan terus mengalirnya calon siswa sehingga melampaui daya tampung, maka sebagian ditempatkan pada valial SMP Negeri 1 di Larangan – Candi. Untuk sementara kesulitas masalah gedung dapat diatasi walaupun jarak antara satu dengan yang lain agak berjauhan, namun oleh kalangan guru dianggap tidak menjadi masalah.

b.      Minta kepada Bupati R. H. SAMADIKUN agar gedung sekolah yang sedang dibangun oleh Pemerintah Daerah di jalan Jenggolo (SMA Negeri 1 Sidoarjo sekarang) diberikan prioritas penggunaanya kepada SMA Persiapan yang sedang dirintis sehingga nampak terjalin kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat.

Usaha untuk menggolkan permintaan tersebut ternyata harus melalui proses “tawar menawar” yang panjang, sebab berhasil atau tidaknya perjuangan masalah gedung ini merupakan faktor penentu dari upaya Panitia memperoleh status penegerian yang selama ini dirintis dengan susah-payah.

4.      Perencanaan yang Menyangkut Bidang Teknis

a.       Penyusunan daftar pelajaran sampai pada pembagian tenaga guru termasuk pengelolaan administrasi kantor diserahkan sepenuhnya kepada Ny. Sulichah Farchan, SH. Selaku Direktur SMA Persiapan, Kasihan, BA sebagai Ketua Seksi Pendidikan yang dibantu oleh para penasehat yang secara kebetulan terdiri dari tokoh-pendidik.

Untuk menyesuaikan daftar/jam pelajaran dengan tenaga guru yang tersedia menurut kondisi pada waktu itu membutuhkan kelincahan tersendiri cara mengaturnya, karena jumlah guru “tidak tetap” lebih besar disbanding dengan guru “tetap”, dan komposisi semacam itu memang sengaja dibuat dengan tujuan untuk memperkecil biaya expliotasi agar Panitia tidak jatuh bangun disebabkan dana yang semakin menipis.

b.      Tugas sebagai Kepala Tata Usaha sekolah dipercayakan kepada Saudara      Abdul Manap yang sementara merangkap bagian Tata Usaha SMP Negeri 1 Sidoarjo, sambil menunggu ditunjuknya bagian Tata Usaha SMA Negeri yang definitif.

 Begutulah isi secara garis besar rumusan Program Kerja serta pelaksanaanya yang sengaja disusun secara sederhana, namun bobot dan sasarannya harus mampu mencapai target waktu dalam satu tahun ajaran dengan perhitungan bahwa paling lambat pada pertengahan atau akhir tahun 1962 status “Negeri” sudah ditangan.

Seperti diketahui, terbentuknya Panitia Persiapan hanya sekedar mengantarkan SMA yang dirintis menjadi “negeri”, sehingga para pendiri mengganggap kurang perlu untuk meningkatkan status “Panitia” menjadi “Yayasan”, walaupun kemungkinan jalan kearah itu terbuka luas.

             Dipenghujung tahun 1961 Panitia mulai melakukan pendekatan dengan berkonsultasi kepada Kepala Inspeksi SMA Wilayah Jawa Timur yang diterima oleh Bapak Samadi di kediaman jalan Tumapel Surabaya. Setelah melalui beberapa kali pertemuan, akhirnya diperoleh beberapa petujuk yang menggariskan bahwa :

1.      Untuk memperoleh status “negeri”. Panitia diminta mengurus langsung ke Kementrian P dan K di Jakarta dengan membawa rekomendasi dari Kepala Inspeksi SMA Jawa Timur, rekomendasi dari Bupati KDH Tk. II Sidoarjo, dilengkapi dengan daftar guru “tetap” dan “tidak tetap”, daftar pelajaran, gambar dan lokasi gedung termasuk sarananya.

2.      Sambil menunggu proses penegerian, untuk sementara waktu SMA Persiapan Negeri Sidoarjo menjadi vilial dari salah satu SMA Negeri di Surabaya dengan Bapak Samadi sebagai supervisornya.

 Dengan penuh optimisme, oleh Panitia diputuskan bahwa Ketua Umum            (M. Ghufron Naam) perlu segera berangkat ke Jakarta dengan mandat penuh, yang secara kebetulan Saudara Farchan Achmadi bersedia menjadi pendamping sekaligus bertindak  selaku sponsor. Rupanya jalan menuju penegerian berlangsung secara mulus dan lancar, hampir tidak ada kesulitan sama sekali. Dalam waktu kurang dari satu minggu Ketua mendapat informasi dari Kementerian P dan K bahwa Surat Keputusan penegerian akan segera diterbitkan, namun sebelumnya oleh Pemerintah akan dilakukan pemeriksaan terakhir di Sidoarjo mengenai sejauh mana kesiapan Panitia yang menyangkut bidang tehnis, gedung, sarana dan sebagainya.

 Guna menyongsong kedatangan team dari Jakarta tersebut, Ketua segera pulang kembali ke Sidoarjo dan untuk sementara tugas-tugas di Jakarta diserahkan kepada Saudara Ir. Supardan yang kebetulan waktu itu berada di Jakarta.

Dari hari kehari apa yang ditunggu ternyata tidak kunjung tiba, Kemudian Ketua menugaskan Saudara Hermaini Isa dan Drs. Agus Salim untuk segera berangkat ke Jakarta dengan tugas khusus mengambil “SK” manakala telah selesai.

Saat-saat menegangkan menunggu kehadiran team pemeriksa dari Jakarta sungguh banyak mempengaruhi kesiapan Panitia, namun ketegangan itu tidak berjalan lama karena pemeriksaan dinyatakan batal yang kemudian disusul kedatangan Saudara Hermaini Isa dengan membawa Surat Keputusan SMA Negeri 1 Sidoarjo tanpa embel-embel “Persiapan”, bernomor. 21/B/III/1962.

             Berita gembira tersebut segera disampaikan kepada Bupati KDH Tk. II Sidoarjo dan anggota MUSPIDA yang lain, dari sisi lain pembangunan gedung sekolah yang ditangani Pemerintah Daerah hampir rampung, tetapi tidak dapat segera dimanfaatkan karena belum tersedianya peralatan yang sangat vital seperti meja-bangku murid, papan tulis, almari dan beberapa perlengkapan yang lain.

Untuk mengatasinya, Panitia mengambil jalan pintas langsung ke Bojonegoro memesan peralatan tersebut sementara untuk memenuhi kebutuhan dua kelas, dengan pesan dulu bayar belakang dan ternyata Panitia masih dipercaya walaupun tanpa jaminan dalam bentuk apapun.

             Begitulah, setelah seluruh persiapan dianggap selesai, maka secara berangsur-angsur beberapa kelas mulai dipindah ke gegung baru dijalan Jenggolo No. 1 termasuk seluruh kegiatan administrasi sekolah, sedangkan sisa kelasnya sementara menempati gedung “Panti Asuhan Kesatria” di jalan A. Yani Sidoarjo ( gedung Perum. Telepon dan Telegraf sekarang), sambil menunggu penambahan lokal pada gedung yang baru.

             Diakhir tahun 1962 inilah, tugas-tugas Panitia mulai dialihkan kepada pimpinan sekolah yang baru yang dijabat oleh Bapak Satmoko sebagai Kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo yang pertama dengan predikat sebagai “penerus” dari cita-cita para perintis/pendiri yang berhasil mempersembahkan kehadiran sebuah SMA Negeri yang dapat diandalkan, yang kelas diharapkan menjadi tempat menempa kader bangsa, sebagai monument yang hidup yang tak lekang dipanas dan tak lapuk dihujan perlu dijaga kelestariannya.

             Segenap masyarakat Sidoarjo patut merasa bangga, dengan keberadaan SMA Negeri yang merupakan hasil “perjuangan” tetapi bukan hasil “pemberian”, sesuai predikat yang disandang kota Sidoarjo sebagai kota perjuangan, jantung pertahanan semasa perjuangan fisik ditahun 1945.

Memang perjuangan Panitia berhasil, namun melalui proses panjang yang penuh liku-liku, tidak lepas dari hambatan, tantangan dan gangguan, dan justru tantangan itulah yang memacu keberhasilan Panitia, walaupun lambat namun pasti.

             Tanpa melalui proses “hura-hura” Panitia Persiapan SMA Negeri 1 Sidoarjo membubarkan diri dengan perasaan puas bercampur bangga. Kini SMA Negeri 1 Sidoarjo berjalan dan terus berjalan sesuai dengan derap pembangunan.

Dalam memasuki usianya yang ke-29, entah sudah berapa ribu siswa hasil godokan SMA ini menyebar-luas keseluruh penjuru Tanah Air, menjadi tokoh masyarakat, pimpinan Pemerintahan, ekonom, tehnisi, cendekiawan, dan sebagainya.

Diakui atau tidak, peranan tokoh-tokoh seperti Satmoko, Imam Hanafi, Bambang Purwono, Soewono, Idris, H. Siti Masitoh, R. Moh. Agil, dan last but not least Bapak Haroen telah ikut meletakkan dasar kepemimpinan dan keberhasilan segenap lulusan SMA ini, baik sekarang maupun dimasa mendatang.

             Sebagai mantan Ketua Umum Panitia  Persiapan SMA Negeri Sidoarjo, kami sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak dengan rasa ikhlas telah memberikan “uluran tangan”, khususnya kepada rekan-rekan guru yang merupakan “bibit-kawit”.

Dengan doronganrasa ikhlas semata, mereka bersedia untuk berkorban, sebab tak ada kemenangan tanpa perjuangan, juga tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Betapa indahnya kalau pengorbanan itu beranjak dari rasa ikhlas, karena rasa ikhlas pula orang rela mempersembahkan segala yang ia miliki seperti para pahlawan dan syuhada.

             Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, saya menyadari sepenuhnya bahwa sejarah singkat ini mungkin disana sini terdapat kekurangan yang perlu untuk disempurnakan, sebab itu setiap koreksi akan saya terima dengan penuh lapang dada.

             Kepada Tuhan Yang Maha Esa kami berdo’a semoga jerih payah kami diterima sebagai amal ibadah, dan kepada para arwah pendiri SMA yang telah mendahului kita, semoga memperoleh pahala yang berlipat ganda. AMIEN.

 

  Sidoarjo, 17 Agustus 1990

 

                 Mantan

            Ketua umum

Panitia Persiapan SMA Negeri

                 Sidoarjo

         ttd.

 

 

          M. Ghufron Naam

Search site

© 2009 Smanisda Copy Right